Kerajaan Demak

Teks Cerita Sejarah Berjudul Kerajaan Demak Beserta Analisisnya Bahasa Indonesia



Kerajaan Demak atau biasa juga disebut Kesultanan Demak adalah kerajaan Islam pertama dan terbesar di pantai utara Jawa. Menurut tradisi Jawa, Demak sebelumya merupakan kadipaten dari Kerajaan Majapahit. Kerajaan Demak merupakan tonggak sejarah berdirinya dan tersebarnya agama Islam di tanah Jawa. Kerajaan ini terbilang singkat. Namun, kerajaan ini meninggalkan bukti sejarah yang hingga kini masih berdiri, yakni Masid Agung Demak. Kerajaan ini pun menjadi akar berdirinya Kerajaan Pajang.

Pendiri Kerajaan Demak adalah Raden Patah yang diyakini sebagai putra terakhir dari Kerajaan Majapahit. Raden Patah adalah anak Prabu Brawijaya. Berdirinya Kerajaan Demak bermula ketika runtuhnya Kerajaan Majapahit pada abad ke-15. Seiring kemunduran Majapahit, beberapa wilayah kekuasaannya mulai memisahkan diri, termasuk Demak. Wilayah-wilayah tersebut saling serang dan saling mengklaim sebagai pewaris takhta Majapahit. Pada masa itu, Demak merupakan kawasan yang mandiri. 

Pada awal berdirinya Kerajaan Demak, Raden Patah membawa Kerajaan Demak berhasil dalam berbagai bidang seperti pertahanan dan perluasan kerajaan. Salah satu keberhasilan Raden Patah di Kerajaan Demak adalah perluasan wilayah ketika mengalahkan Girindra Wardhana pada tahun 1478 yang saat itu memerintah Kerajaan Majapahit dan mebuat Kerajaan Demak mengambil alih wilayah Kerajaan Majapahit. Raden Patah juga dianggap berhasil bertempur dengan Portugis yang hendak mengambil alih Kerajaan Demak. Namun, masa pemerintahan Raden Patah harus berakhir pada tahun 1518 karena wafatnya beliau. 

Selanjutnya, pemerintah Kerajaan Demak pun diambil alih oleh anaknya yang bernama Pati Unus. Pati Unus merupakan seorang panglima perang yang terkenal, ahli strategi yang ditakuti oleh Portugis. Oleh sebab itu, Pati Unus diberi julukan Pangeran Sabrang Lor. Pati Unus memegang prinsip dan wawasan nusantara. Ia menginginkan Kerajaan Demak sebagai kerajaan maritim terkuat.

Hal itu ditandai dengan besarnya armada laut Kerajaan Demak. Namun, Portugis yang ingin memonopoli perdagangan rempah terusik dan bertempur dengan Kerajaan Demak. Berulang kali armada Kerajaan Demak bertempur dengan Portugis di Melaka. Akan tetapi, pada suatu pertempuran kapal yang ditumpangi oleh Pati Unus diserang dengan meriam oleh Portugis ketika hendak menurunkan perahu kecil untuk merapat ke pantai.

Setelah kematian tak terduga Raja Demak II, Pati Unus, adiknya yang bernama Sultan Trenggono yang meneruskan takhta kerajaan. Di bawah kekuasaan Sultan Trenggono, kekuasaan Kerajaan Demak menjadi hebat. Sultan Trenggano berhasil menguasai Sunda Kelapa setelah merebutnya dari Kerajaan Padjajaran. Raja Demak ini juga berhasil menghalau pasukan Portugis pada tahun 1527. Pada tahun yang sama, Kerajaan Demak berhasil menguasai Tuban, Surabaya, dan Pasuruan. Pada tahun 1529, Sultan Trenggono meluaskan kekuasaannya dengan menaklukkan Madiun yang disusul Malang dan Blambangan pada tahun 1545. Pada tahun 1546, Sultan Trenggono meninggal saat penaklukan di Panarukan.

Sepeninggal Sultan Trenggono, Kerajaan Demak diperintah oleh Raden Mukmin. Rade Mukmin tidak terlalu ahli dalam memerintah juga dalam politik. Oleh karena itu, Banten, Cirebon, Surabaya, dan Gresik lepas dari Kerajaan Demak dan membangun kerajaan sendiri. Raden Mukmin memiliki ambisi meluaskan kekuasaan, tetapi sangat sulit karena pengetahuan politiknya yang kurang. Penolakan datang dari orang dalam kerajaan sendiri, yaitu Pangeran Sekar. Pemberontakan pun tidak dapat dihindari. Dalam pertikaian antara keduanya, Pangeran Sekar dibunuh oleh Raden Mukmin. Namun, pada tahun 1549 Raden Mukmin beserta istri tewas terbunuh oleh anak Pangeran Sekar, yaitu Arya Penangsang. 

Arya Penangsang pun naik takhta menggantikan Raden Mukmin menjadi Raja Demak. Namun, pada tahun 1554 terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh Adipati Pajang Joko Tingkir (Hadiwijoyo) untuk merebut kekuasaan dari Arya Penangsang. Pemberontakan tersebut dilatarbelakangi kejadian terbunuhnya  Adipati Jepara oleh pengikut Arya Penangsang. Dalam pemberontakan tersebut, Arya Penangsang dibunuh oleh Sutawijaya, anak angkat Joko Tingkir. 

Dengan terbunuhnya Arya Penangsang sebagai Raja Demak ke-5, berakhirlah era Kerajaan Demak. Joko Tingkir memindahkan pusat pemerintahan ke Pajang dan mendirikan Kerajaan Pajang.


Analisis

Ciri Isi

  • Disajikan secara kronologis atau urutan peristiwa atau urutan kejadian berarti peristiwa dari teks cerita sejarah "Kerajaan Demak" diceritakan secara berurutan, dimulai dari sebelum kejadian, saat kejadian, dan setelah kejadian. 
    • Bentuk teks cerita ulang (recount) yang biasanya ditandai dengan:
      • Pada masa itu (paragraf 2 kalimat 6) 
      • Pada masa itu, Demak merupakan kawasan yang mandiri. 
      • Pada tahun 1546 (paragraf 6 kalimat 7)
      • Pada tahun 1546, Sultan Trenggono meninggal saat penaklukan di Panarukan. 
      • Pada tahun 1549 (paragraf 7 kalimat 8) 
      • Pada tahun 1554 (paragraf 8 kalimat 2) 

  • Struktur: Orientasi, urutan peristiwa, reorientasi
  • Sering menggunakan konjungsi temporal
    • Sederajat:
      • "Selanjutnya, tampak pemerintah Kerajaan Demak pun diambil alih oleh anaknya yang bernama Pati Unus" (Selanjutnya) 
      • "Menurut tradisi Jawa, Demak sebelumya merupakan kadipaten dari Kerajaan Majapahit." (Sebelumnya) 
      • "Setelah kematian tak terduga Raja Demak II, Pati Unus, adiknya yang bernama Sultan Trenggono yang meneruskan takhta kerajaan." (Setelah)
    • Tidak sederajat
      • "Berdirinya Kerajaan Demak bermula ketika runtuhnya Kerajaan Majapahit pada abad ke-15." (Ketika) 
      • "Salah satu keberhasilan Raden Patah di Kerajaan Demak adalah perluasan wilayah ketika mengalahkan Girindra Wardhana pada tahun 1478 yang saat itu memerintah Kerajaan Majapahit dan mebuat Kerajaan Demak mengambil alih wilayah Kerajaan Majapahit." (Saat itu) 
  • Isi berupa fakta
    • Teks sejarah "Kerjaan Demak" termasuk ke dalam cerita sejarah non-fiksi. Maka dari itu, isi dan runtutan peristiwa pada teks sejarah "Kerajaan Demak" terikat oleh fakta sejarah. Ditandai dengan tokoh dalam teks cerita sejarah ini benar-benar ada. Begitu juga latar dan kronologis peristiwa yang diceritakan.


Kebahasaan 

Pronomia

  • Pronomina persona: -nya, ia

    • beberapa wilayah kekuasaannya mulai memisahkan diri, termasuk Demak.
    • Kerajaan Demak pun diambil alih oleh anaknya yang bernama Pati Unus.
    • Ia menginginkan Kerajaan Demak sebagai kerajaan maritim terkuat.
  • Pronomina penunjuk: ini
    • Namun, kerajaan ini meninggalkan bukti sejarah
    • Kerajaan ini pun menjadi akar berdirinya Kerajaan Pajang.
  • Kata keterangan tempat
    • Kesultanan Demak adalah kerajaan Islam pertama dan terbesar di pantai utara Jawa.
    • tersebarnya agama Islam di tanah Jawa.
  • Konjungsi temporal: kini, ketika, saat itu
    • kerajaan ini meninggalkan bukti sejarah yang hingga kini masih berdiri
    • Kerajaan Demak adalah perluasan wilayah ketika mengalahkan Girindra Wardhana pada tahun 1478 yang saat itu memerintah Kerajaan Majapahit
  • Konjungsi kausalitas: karena, oleh karena itu, oleh sebab itu
    • karena pengetahuan politiknya yang kurang.
    • Oleh karena itu, Banten, Cirebon, Surabaya, dan Gresik lepas dari Kerajaan Demak
    • Oleh sebab itu, Pati Unus diberi julukan Pangeran Sabrang Lor.
  • Konjungsi penerang: yakni, yaitu
    • yang hingga kini masih berdiri, yakni Masid Agung Demak.
    • Penolakan datang dari orang dalam kerajaan sendiri, yaitu Pangeran Sekar.
  • Konjungsi pertentangan: tetapi, namun, akan tetapi
    • Akan tetapi, pada suatu pertempuran kapal yang ditumpangi oleh Pati Unus diserang dengan meriam
    • Namun, Portugis yang ingin memonopoli perdagangan rempah terusik


Fungsi

Memberikan Inspirasi

  • Saat membaca mengenai kisah sejarah Kerajaan Demak kita akan mendapatkan berbagai hal baru seperti buah pikiran, fantasi juga kreativitas dalam kehidupan berbangsa yang semakin bagus.

Instruktif (Membangun)

  • Maksudnya adalah bahwa didalam sebuah cerita sejarah Kerajaan Demak bisa dipakai untuk membantu kita dalam proses belajar tentang moral dan kehidupan.

Rekreatif

  • Selain memberikan manfaat berupa instruktif, saat membaca kisah dengan nilai sejarah kita juga akan merasakan perasaan bahagia serta gembira.

Edukatif

  • Karena sebuah kisah terlebih mengandung nilai sejarah dapat dijadikan panutan bagi manusia menyangkut perilaku dalam kehidupan.


Manfaat

  1. Membantu dalam mencari bukti cerita Kerajaan Demak.
  2. Dapat meningkatkan kemampuan analisa.
  3. Mengetahui mimpi-mimpi orang masa lalu untuk merealisasikan mimpi itu.
  4. Menginspirasi dalam pembuatan karya sastra.
  5. Dapat meningkatkan rasa persatuan bangsa .
  6. Dapat melihat cerita sejarah Kerajaan Demak dari berbagai sudut pandang.
  7. Rasa empati dapat muncul bagi generasi penerus dan sekarang.
  8. Bahan penambah kosa kata.
  9. Menjadi bahan untuk berpikir kritis.


Tujuan

  1. Untuk dijadikan pelajaran dan hikmah dari cerita sejarah Kerajaan Demak.
  2. Agar kita mengetahui cerita sejarah Kerajaan Demak .
  3. Untuk mengetahui perjuangan para pahlawan melawan penjajah.


Nilai yang terkandung

  1. Kerajaan Demak sangat menjunjung tinggi sikap toleransi antar umat beragama
  2. Mampu memanfaatkan kesempatan dengan memiliki letak wilayah yang strategis, Kerajaan Demak mampu dan semakin berkembang di bidang ekonomi sebagai Kerajaan Maritim
  3. Sikap cinta tanah air dan negaranya yang dicontohkan para pemimpin kerajaan Demak
  4. Sikap pemberani dan pantang menyerah yang dicontohkan oleh rakyat dan petinggi kerajaan Demak
  5. Sebagai pemimpin tidak terpengaruh oleh harta dan jabatan, tetapi sangat terpengaruh pada kesejahteraan rakyat yang menjadi tanggungannya seperti yang telah ditunjukkan kerajaan Demak pada masa lalu
  6. Mampu menjadi penyebar agama Islam terbesar di pulau jawa